Dunia Cerita
Sabtu, 08 Januari 2011
Sabtu, 07 Agustus 2010
Three~
Nggak usah heran sama tingkah mereka sepulang sekolah. Ini udah menjadi makanan sehari-hari mereka. Pinky sibuk sama rambutnya, Purply sibuk sama laptopnya dan Orally sibuk sama blackberryny. Wuihh kalau udah sibuk sama barang-barang itu, udah deh mereka nggak bisa diganggu. Sampai – sampai banyak tugas yang nggak sempat dikerjakan.
Pinky Meilita. Anak kelas 8 yang paling perhatian sama rambutnya. Panjang,lembut,lurus dan hitam membuat rambutnya dapet angket sebagai “Rambut Terfavorit”. Abisnya dia punya cara-cara khusus untuk merawat rambut kesayangannya. Dia suka banget sama warna pink. Ya kalau rambutnya udah kummel dikiiit aja….Heeem ngeluhnya nggak ketulungan deh. Tapi jangan salah, Pinky ini orang yang nggak gampang marah.
Beda sama Purply Angelina. Anak cewek yang suka sama dandan, perhatian banget sama laptop ungu kesayangannya. Saking sayangnya, dia nggak pernah kelewat untuk membuka laptopnya dalam sehari. Pokoknya dirawat sampai laptopnya kelihatan “kinclong” kalo dibawa ke sekolah. Sampai-sampai di kelas, dia dapet angket “Perawat laptop terbaik”. Dia suka banget sama warna ungu. Tapi bentar dulu, Purply orang yang pintar dan kreatif. Karena seringnya dia buka blog.
Nah kalo Orally Seventina, cewek tomboy yang perhatian banget sama MP3 nya. Sampai-sampai, nggak pernah lupa di bawa setiap dia pergi kemanapun. Soalnya, MP3 nya itu hadiah ulang tahun di umur 12 tahun-nya. Menurut dia, umur 12 tahun adalah umur keberuntungannya. Karena dia sayang banget sama MP3-nya, sampai-sampai dia dapet angket “Ratu MP3”. Handsetnya selalu standby di telinga kalo lagi santai. Tapi, dia orang yang suka menabung loh.
Hah ! Banyak deh kelebihan mereka. Tapi masalahnya, mereka suka nggak memperhitungkan waktu kalau udah ketemu sama barang-barang kesayangannya. Dunia serasa milik mereka. Tapi anehnya, mereka nggak pernah nyadar akan hal itu.
Silahkan membaca !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Pagi ini, Orally,Pinky,dan Purply kena sial. Orally gara-gara nge-heng. Pinky gara-gara lupa keramas, jadi mandinya lama banget, dan Purply, gara-gara berantem sama kakak dan adiknya cuma karena laptopnya dipinjem tanpa sepengetahuan dia. Wah ribet deh, apalagi ada upacara. Hem, kacau deh semuanya sampai akhirnya di sekolah……..
“Rambut aku, Oh my god, Oh no!!”keluh Pinky melihat rambutnya yang berantakan gara-gara naik motor(padahal dia yang minta sama papanya supaya nggak kesiangan).
“MP3 aku ketinggalan di mobil, heeuuh!!!!”Orally geram .
“Laptop aku kotor ya ampun!!!!”kata Purply kesal.
Semuanya mengeluh. Tapi, mereka sedikit beruntung karena nggak telat upacara. Tapi, tetep aja hati dan pikiran mereka nggak tenang. Mereka kepikiran barang-barang mereka yang secara bersamaan bermasalah hari ini. Pas upacara, Pinky bukannya hormat, malah nyisir rambut. Orally minjem handphonenya Puply buat nyuruh bibinya nganter MP3 nya. Dan Purply nggak bisa diem karena ulah kakak dan adiknya.
Yang namanya sekolah, punya aturan nggak kayak di hutan. Ya karena mereka nggak disiplin, mereka kena batunya deh. Ketiga-tiganya dipanggil kepala sekolah. Untung nggak rugi juga nggak terlalu. Untungnya kepala sekolah nggak nge-hukum sampai ngasih scor. Tapi ruginya, mereka harus nge-bersihin 4 kelas pas pulang sekolah.
“Ah, sialan!!! “kata Orally menendang sebuah kaleng.
“Iya yah, masa dihukum cuma gara-gara kayak gitu aja??!”kata Pinky masih sibuk sama rambutnya.
“Hem, males deh aku harus ngerjain ini semua!!”keluh Purply sambil menyimpan sapunya.
Akhirnya, mereka pulang ke rumah masing-masing. Dengan wajah cemberut dan bad mood.
ORALLY
“Ih ! Mimpi apa sih aku semalem, dapet hukuman kayak gini ! Huaaaaaa !”teriak Orally.”Mana i-Phone ketinggalan lagi, ah !! Huhuhu”keluh Orally sambil menepuk-nepuk gulingnya.
Orally nggak juga berhenti dari mengeluh. Terus aja ngeluh sampai gulingnya kelempar ke taman luar rumahnya. Pintu kamarnya dikunci dan kuncinya dibuang juga ke taman. Parah !!!! . Ya tapi itulah Orally Seventina. Nggak udah ditanya lagi. Cewek yang ahli karate ini, suka nggak segan-segan ngerusak barangnya sendiri kalo lagi marah.
Tapi, ternyata, Orally juga ngambil sisi baik dari kejadian hari ini. Karena mogok jajan, uangn bekalnya utuh dan bisa ditabung. Tapi tetep aja bad mood dan face nya cemberut.
PURPLY
Sama aja deh. Tapi kalau dia mending. Nggak merusak barang – barangnya sendiri. Dia sangat apik sama barang-barangnya. Tapi, gilanya, dia teriak-teriak keras banget. Sampai mamanya marah-marah.
“Ihhhhhhh!!!!!!!!!!”kata Purply geram.
“Purply, !!”kata mama Purply dari halaman depan.”Jangan jerit-jerit dong sayang,”.
“Ah pokoknya hari ini “bad day” nya aku !! Huaaaaa !!!”keluh Purply.
Tapi namanya juga purply. Gampang cape dan tidur. Nggak lama, dia kecapean dan suaranya hampir habis. Dia tidur deh. Hmmmm..
PINKY
Kalo Pinky kayaknya sedikit agak berbeda sama dua sahabatnya. Dia lebih kalem. Sibuk ngurusin si rambut cantiknya. Tapi, ngelampiasinnya dengan mogok makan abis-abisan. Di kamar, dia cuma makan, makanan yang ada di kamarnya. Ya begitulah Pinky.
“Ah! Nggak tahu ! Aku lagi kesal !!!”Pinky geram.
“Ihh! Rambut aku kena tanah gara-gara bersihin comberan ! Aihhh !”keluh Pinky abis-abisan.
Nggak lama, Pinky diem. Terus ngomong.
“Tapi, nggak baik juga sih kayak gitu,itu juga salah aku sendiri.!”kata Pinky sadar.”Tapi tetep aja kesel ahhh!”.
Gara-gara kejadian itu, mereka bertiga nggak call-ing an sama sekali. Tapi, mereka anak yang rajin ko. Tetep ngerjain PR nya. Dan karena mereka bersahabat, besok juga bakal baikan lagi.
Keesokan harinya……………………….
Kali ini, Orally datang paling awal di kelas. Tapi ya itu dia, langsung BBM deh di sana. Kalau Purply masih mengemas laptopnya dengan baik. Dan Pinky udah di perjalanan ke sekolah. Tapi di mobil, dia sibuk nyisirin rambutnya biar kelihatan cantik.
Nah, ada temen sekelas mereka namanya Reddyta. Di kelas dia dikasih angket “Nona Jutek”, karena kejutekannya beuhh..jutek banget. Tapi, ada aja yang mau temenan sama dia. Namanya Kissty. Nggak tahu deh dia mau berteman sama Reddyta karena apa. Yang pasti, banyak guru dan siswa yang nggak suka sama kelakuannya yang suka main “gencet” orang.
“Si Ratu Blackberry kemaren dihukum yaa ?”kata Reddyta dengan sinis kepada Orally yang sedang BBM dengan saudaranya di Mexico.
“Hem, emang kenape? Apa urusan kamu ? Hah ?”tanya Orally membalas dengan jutek.
“Rasain ya kamu ! Hahaha ! Kalian bertiga dihukum…pak kepala sekolah !!!”kata Reddyta meledek.
Orally mempunyai karakter yang tomboy dan rada cuek untuk urusan yang kayak gini. Dia nggak melawan sama sekali, malah asyik ngedengerin lagu. Ya Reddyta sama Kissty juga nggak ambil pusing, karena tahu Orally kayak gitu, mereka ninggalin Orally sendiri di kelas.
Akhirnya, Pinky lalu disusul Purply dateng. Namanya juga sahabat. Langsung saling curhat deh. Kayak nggak ada beban di hari kemarin. Rilex aja.
Sekarang, ada pelajaran tambahan selama 30 menit, yaitu pembekalan ribadi gitu deh namanya. Ini diadakan setiap hari selasa untuk semua kelas. Tapi, ada aja anak iseng yang “mabal” dan nggak pernah ikutan pembekalan pribadi ini. Padahal manfaatnya banyak loh. Tapi ya namanya juga remaja, lagi labil.
Orally,Pinky,dan Purply nggak pernah ninggalin pelajaran ini. Mereka selalu ikut, ya walaupun di sana mereka juga sibuk sendiri.
“Woow, rambut aku udah balik lagi, hmm,”kata Pinky menyisir rambutnya di depan kaca kecil yang dibawanya.
“Kamu! Centil ah !”kata Orally meledek sambil memasang jaringan WiFi di handphonenya.
“Heh, dari pada kamu tomboy! Diciptain buat jadi cewek malah berubah wujud jadi cowok.”kata Pinky membalas.
“Ihh, kalian jangan ribut dong, ! Dengerin tuh !”kata Purply sambil menulis beberapa catatan di papan tulis di laptop kesayangannya.
Sepulang sekolah……..
Ya seperti biasa, sebelum pulang, mereka memanjakan lidah dulu di warung “Pojok sekolah”. Di sana, banyak makanan dan minuman enak. Nggak heran, kalau warung ini jarang sepi. Orally,Pinky, dan Purply nggak ketinggalan. Mereka saling berlomba dapet tempat duduk di warung sederhana yang memang nggak terlalu luas.
***ORALLY***
Tangannya nggak berhenti mengetik huruf di papan chat nya. Telinganya juga dipasang earphone yang besar. Bersandar di kursi taman di balkon atas rumahnya, sudah menjadi kebiasaan Orally setiap pulang sekolah. Sekitar 3 jam dia menghabiskan waktu Cuma untuk mendengarkan lagu.
Padahal orang tuanya udah ratusan kali ngasih nasehat supaya nggak terlalu ngurusin MP3 nya. Awalnya, mereka niat untuk ngambil Mp3nya, tapi ya, Orally kan anak tunggal, jadi mau nggak mau, mereka nggak bisa dengan begitu ngambil MP3 nya.
Suara petir dan awan hitam mulai datang. Orally segera bergegas turun dan berlari karena MP3 nya kembali nge-heng. Ia segera berlari ke bawah untuk mengindari hujan dan membetulkan MP3 nya, tapi karena ia lepas kendali, lalu ia…
***PINKY***
“Ah, kayaknya tahun ini, aku bakal dapet angket “Rambut Terfavorit” lagi deh. Hahaha.”kata Pinky sambil menyalakan alat catoknya.
“Catok sedikit, nggak apa-apa deh, dari pada mereka tahu kalo aku punya 2 helai rambut keriting,!”kata Pinky lalu mengambil alat catokannya yang mulai panas.
Ia bersiap-siap dulu sebelum mencatok rambutnya. Pintunya dikunci rapat agar bibinya tidak tahu hal ini. Orangtuanya melarang Pinky untuk mengotak-atik rambutnya. Awalnya Pinky memang nggak mau, karena takut dimarahi orang tuanya, tapi ya gimana.
Mungkin, gara-gara melawan orangtuanya, dia jadi kena batunya. Saat proses mencatok, tiba-tiba alat catokannya mengeluarkan percikan api yang membuat Pinky kaget setengah mati. Ia melihat di kaca, sebagian rambutnya berasap. Mulai keluar api dan……………..
***PURPLY***
“Mba, kaos ungu sama tas laptop ini nya satu ya mba,”kata Purply menyodorkan barangnya di meja kasir.”Jadi berapa mba?”tanya Purply.
“Semuanya 55.000 rupiah mba,”kata pelayan kasir dengan ramah.
“Makasih mba,”kata Purply.
“Sama-sama.”jawab pelayan kasir.
Purply cepat-cepat masuk ke mobil karena hujan akan segera turun. Ia langsung menyimpan semua belanjaanya di bagasi mobil. Pak sopir lalu menjalankan mobilnya. Purply lalu membuka laptop kesayangannya. Akan tetapi,laptopnya tidak bisa dinyalakan. Ia mencoba beberapa kali, tapi tetap tidak bisa juga.
Ya, mungkin karena Purply terlalu “over” memakainya tiap hari. Atau mungkin terkena virus, atau entahlah. Tapi yang pasti, ia sangat khawatir. Tanpa pikir panjang, ia menyuruh sopirnya untuk berhenti. Padahal sopirnya sudah memperingatkan untuk tidak turun, karena hujan lebat. Tapi, Purply tetap ingin memperbaiki laptopnya.
Ia lalu keluar mobil tanpa membawa payung, sambil menjinjing tas laptopnya. Ya kalau hujan badai kan jalanan becek, karena ia juga berlari, ia terpeleset, lalu………………………………….
Ada tiga pasien yang masuk ke rumah sakit sore ini. Ketiganya adalah anak remaja perempuan dengan masalah berbeda. Semuanya masuk UGD, karena kondisinya lumayan parah. Ada yang menjerit, ada juga yang tak sadarkan diri. Para suster sibuk mendorong roda pasien karena harus begerak cepat agar pasien bisa diselamatkan.
Orangtua dari ketiga pasien menangis. Mereka takut akan terjadi apa-apa dengan anak perempuannya. Tapi, mereka mencoba bersabar dan berdoa untuk kesembuhan anak-anaknya.
Orally terkena patah tulang di bagian tangan, Pinky mengalami luka bakar di tangan dan sedikit di kepala, sedangkan Purply mengalami luka yang cukup dalam di kakinya. Mereka semua tampak kesakitan. Suster mencoba memberikan pertolongan pertama. Akhirnya, mereka semua dimasukkan ke kamar yang berbeda-beda.
***ORALLY***
“Awwww..Aduuuh…kenapa ini? Sakit bangeeet!!!”kata Orally merintih kesakitan.
“Jangan dulu banyak bergerak sayang,.”kata mama Orally ramah.
“Aku kenapa sih ma? Ko tanganku pake “gips”?”tanya Orally yang rupanya tak sadar dengan kejadian di rumahnya tadi.
“Tadi, kamu jatuh dari tangga nak,”kata papanya membelai rambut Orally yang pendek.”Tapi, papa tanya, kenapa kamu bisa jatuh?”tanya papanya.
Orally tampaknya sedang berpikir. Ia mencoba mengingat semua kejadian sore tadi. Lalu, ia Nampak malu menjawab..
“Hm, gini pa, ma,..hmm”Orally masih ragu-ragu.”Tadi…hehe..MP3 aku nge-heng , terus ujan udah mau turun, jadi aku lari-lari deh!!!”kata Orally ragu-ragu.
“Tuh kan, mama bilang juga apa, jangan terlalu sayang sama MP3 kamu, lihat ! akibatnya jadi kayak gini kan?”tanya mama Orally.
“Ya ma, aku janji ko bakalan ngurangin jam untuk ngedengerin lagu deh!”kata Orally tersenyum.
“Ya syukurlah kalo kamu memang mau berubah.”kata papa Orally.
***PINKY***
“Huhuuuuuhuuuu, sakit ma, !”keluh Pinky melihat perban yang membalut luka bakarnya.
“Sabar ya sayang, pasti sembuh ko,”kata mama Pinky menenangkan putrinya.
“Tapi, perih ma!!!!!!!!”kata Pinky sedikit menjerit.
“Ya sayang, tapi ini salah kamu juga sih nak, mama bilang jangan catok rambut tanpa seizin mama,”kata mama Pinky ramah.”Liat kepala sama tanganmu, jadi korbannya kan?”tanya mama Pinky.
“Hemm, iya ma, Pinky tahu Pinky salah, maaf ya ma, selama ini Pinky Cuma mikir popularitas aja,”kata Pinky dengan raut wajah menyesal.
“Iya nak, jangan diulang lagi ya,”kata mama Pinky lega.
***PURPLY***
Sama nasibnya kayak dua sahabatnya. Kalo dia jatuh masuk ke selokan yang cukup dalam. Alhasil kakinya luka parah dan laptopnya hancur masuk selokan. Nggak henti-hentinya dia nangis, karena latop yang udah dia buat semenarik mungkin, sekarang hancur dan udah nggak bisa diperbaiki lagi.
“Purply, ko laptopnya bisa jatuh ?”tanya kakaknya.
“Hhhh, maaf ka,”kata Purply menyerah.”Tadi, aku …. Aaaaa nggak mau nginget-nginget lagi !!!”teriak Purply.
“Oke. Nggak apa-apa ko. Yang penting, kamu sembuh dulu, jangan mikirin urusan laptop.!!”kata kakak Purply.
Purply tampak pasrah dan nggak bisa berbuat apa-apa. Kakinya diperban cukup tebal dan perih. Ia sepertinya mulai sadar akan kesalahannya selama ini yang terlalu mementingkan laptop sebagai prioritas utamanya.
***Setelah sembuh***
Mereka dirawat dengan jangka waktu yang berbeda tapi nggak terlalu jauh. Orally 6 hari, Pinky selama 9 hari, dan Purply yang paling lama yaitu 11 hari. Tapi, dokter menyarankan untuk istirahat di rumah sampai benar-benar pulih.
Karena kejadian itu, mereka sadar akan kesalahan mereka selama ini. Hanya karena pangkat dan prioritas, mereka nggak memikirkan fisik mereka sendiri. Dan sekarang, mereka lebih mengurangi perhatian terhadap benda-benda yang dulu membuatnya buta akan dunia yang luas ini. Angket juga bukan hal yang penting lagi buat mereka. Sekarang, mereka lebih bisa mengatur waktu dan menjadi remaja yang lebih baik.
Misteri Baju Berdarah Part I
Hari ini adalah pengumuman hasil ujian SMP di salah satu SMP favorit di Jakarta. Untuk tahun ini, semua siswanya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Urutan Nilai Ebta Murni(NEM) ditempel di dua papan kayu yang disimpan di lapangan sekolah dan mading. Selama beberapa hari, dua tempat itu selalu dipenuhi siswa, dan orangtua, terutama kelas 9.
Di sekolah ini banyak “Gank” atau semacam “Grup”. Tapi, semuanya sudah mendapat perizinan berdiri dengan tidak melanggar norma-norma yang berlaku. Salah satunya “Gank Harvest” yang terdiri dari 7 anak kelas 9 yang tahun ini lulus dengan nilai memuaskan dan masuk 10 besar NEM tertinggi di sekolah mereka.
Anggota “Gank Harvest” ini adalah Angel, Devi, Febi, Laura, Sandra, Sandy, dan Sheila. Semuanya memiliki sifat yang berbeda-beda.
Yuk, kita baca ceritanya !
Hari ini adalah hari terakhir mereka sekolah di SMP dan mulai persiapan masuk SMA. Rencananya, sepulang sekolah, mereka akan berkumpul di Café Masame untuk membicarakan rencana liburan mereka tahun ini.
“Eh guys,”kata Angel memulai pembicaraan.”Kalian setuju nggak liburan tahun ini kita ke hutan?”sambungnya sambil menunggu jawaban dari yang lain.
“Kalau gue sih mau aja,”kata Sheila dengan nada cuek.”Kalau yang lain nggak tahu deh,”.
“Kalau gue, Devi, Sandra dan Sandy sih setuju”balas Febi menyengir.”Tapi nggak tahu tuh si Laura.”lanjut Febi merubah raut wajahnya menjadi jutek.
“Hmmm,”kata Laura memejamkan matanya sambil berpikir.”Gimana ya, gue kan nggak biasa tinggal di hutan,”kata Laura dengan nada centil.
“Kita kan di sana cuma tiga hari,”kata Sandra membalas dengan lembut.”Lagi pula, hutan itu dijamin aman soalnya ada penjagaan ketat di sana,”lanjutnya masih dengan nada ramah.
“Oke deh gue ikut.”kata Laura.
“Oke kalau semua setuju, besok kita kumpul di sini lagi sambil bawa semua barang-barang yang bakal dibawa besok.”kata Sandy.”Gue jemput di depan café ini lagi oke?”tanya Sandy.
Semuannya mengangguk setuju.
Keesokan harinya…………………………
Akhirnya tepat di siang hari yang cukup terik, semuanya sudah berkumpul di depan Café Masame sambil memesan minuman dan beberapa cemilan kecil untuk mengganjal perut.
“Aduh, si Laura udah delay 10 menit nih,”keluh Devi melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 13.10.
Tak berapa lama, Laura datang sambil mendorong sebuah koper yang cukup besar, dan menjinjing kantong pink.
“Hai semua,”sapa Laura.
“Ya ampun”kata Febi terbelalak menahan tawa.”Kamu mau kemana?”.
“Iya ke hutan lah, sama kayak kalian semua,”jawab Febi santai.
“Iya ke hutan sih ke hutan, tapi kan kita di sana cuma bentar.”kata Sheila membalas.”Nyampe 1 minggu aja nggak, tapi kamu bawa koper kayak mau ke hutan 1 bulan. Weleh weleh.”kata Sheila mengelus dagunya.
“Gue juga tau”jawab Laura.”Di sana kan kita pasti butuh handbody, lipstick, bedak, parfum…ya banyak deh,”kata Laura.
Itulah Laura. Sifatnya yang centil sudah melekat kuat dalam dirinya. Penampilan adalah yang nomor 1 baginya. Ia selalu ingin tampil cantik.
“Eh, kita udah kelamaan di sini,”kata Angel melirik semua temannya, dan memotong celotehan Laura yang tidak terlalu penting untuk didengar.
“Oke semua! Spirit!”kata Sandra.
“Let’s go to the Forest…yeaaah!”kata semuanya bersemangat.
Langit pukul 02.00 siang ini lumayan bersemangat. Sinar matahari masih terasa hangat di punggung walaupun tidak terlalu cerah. Awan-awan bergumpal dengan indah di langit.
Sesampainya di sana, mereka langsung menurunkan barang dari mobil dan mendirikan satu tenda yang cukup besar dan muat untuk mereka semua tidur di samping mobil Sandy. Mungkin kalian berpikir, kenapa nggak memakai dua tenda? . Soalnya Sandy takut gelap dan tidur sendiri. Iya mau nggak mau mereka gabung di dalam satu tenda.
Selesai memasang tenda dan memastikan barang-barangnya tertata rapi di dalam tenda. Kemudian mereka membuat mie dan susu coklat. Setelah itu barulah mereka membuat api unggun karena udara mulai malam dan semakin dingin. Suasana terasa hangat. Sandy mengeluarkan gitarnya dan mengajak teman-temannya bernyanyi. Laura , Devi, dan Sandra bernyanyi, sedangkan Febi dan Sheila bertepuk tangan. Mereka menyanyikan beberapa lagu pop yang sedang nge-trend, seperti “Kepompong oleh Sindentosca”, “Dengarkan Curhatku oleh Vierra”, dan masih banyak lagi.
Selesai bernyanyi, semuanya masuk ke tenda karena merasa lelah dan langit pun sudah gelap. Hanya ada beberapa lampu tempel dan api unggun sebagai penerang mereka. Tas mereka dijadikan sebagai pembatas antara perempuan dan laki-laki. . Karena kelelahan, semuanya langsung tertidur pulas. Terkecuali Devi yang tampaknya sedang insomnia. Ia memberanikan diri keluar tenda dengan membawa sebuah senter putih yang kedap kedip hampir mati. Lalu mulai melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak menuju ke tengah hutan. Sesampainya di sana, ia hanya mendengar suara jangkrik dan melihat semak belukar.
Tak berapa lama, ia mendengar suara tangisan yang sepertinya berasal dari balik semak itu. Tapi karena malam semakin larut, dan Devi yang mulai ketakutan, ia segera kembali ke tenda. Lalu menarik selimutnya dan mencoba memejamkan mata. Ia akan menceritakan tentang suara tangisan ini pada teman-temannya besok. Akhirnya Devi ikut tertidur pulas.
Keesokan harinya……
Selesai mandi di sungai, Devi segera menyuruh teman-temannya duduk di depan api unggun yang telah padam untuk menceritakan soal tangisan tadi. Devi mencoba membuat teman-temannya percaya. Tapi, tak ada yang berpihak padanya.
“Okelah, kalau kalian nggak percaya,”kata Devi dengan nada kesal.”Kita buktikan jam 11 malam ini, nggak boleh ada yang tidur!!”lanjut Devi.
“Oke.”jawab semuanya(kecuali Devi).
Malam harinya…………
Mereka memakai jaket yang lumayan tebal agar tidak kedinginan, membawa handphone masing-masing untuk keamanan, serta senter untuk menerangi perjalanan. Setelah selesai, mereka semua menyusuri jalan setapak dengan Devi sebagai penunjuk jalan. Akhirnya, mereka sampai di depan semak belukar. Suara jangkrik memecah keheningan malam dan membuat mereka sedikit merinding.
Lalu, terdengarlah suara tangisan seperti yang diceritakan Devi kemarin. Akhirnya semuanya percaya. Akhirnya, mereka mencari sumber suara tersebut yang diperkirakan ada dibalik semak belukar tersebut. Setelah sampai, mereka tidak menemukan apapun. Tak lama, tiba-tiba Laura menjerit. Akhinrya, semuanya yang sedang berpencar menghampiri Laura.
“Ada apa sih Laura?”tanya Angel heran.
“I..it..ituu adaaa…”ucap Laura gemeteran sambil menunjuk ke sebuah baju yang berlumuran darah. Sontak semuanya kaget.
“Oh My God, apa ini?”tanya Angel mengarahkan senternya kea rah baju berlumuran darah tersebut.”Lihat ini!”pintanya.
“Oh My God, ini kan baju…tapi banyak darahnya gini, brrr”kata Sheila yang ngilu dengan darah.
Kemudian Sandy mengambil baju tersebut dengan tangan sedikit bergetar. Mereka mengamati baik baju yang asalnya terdapat gambar strawberry tersebut tertutupi lumuran darah yang masih basah. Tak berapa lama, di ujung baju tersebut tersirat sebuah nama. Yaitu Jeniffer Galn.
“Hah Jeniffer Galn? Siapa dia?”tanya Devi heran.
“Jangan jangan,”Devi melanjutkan.”Suara tangisan itu dari yang punya baju ini. Ihhhh sereeem,”kata Devi membuat beberapa temannya kecuali Angel dan Sandy ketakutan.
“Eh pinjem handphone dong, yang gue low batt!”kata Angel menyengir.
“Nih, yang gue aja.”kata Sandy memberikan handphone “Blackberry Bold”nya pada Angel.
Lalu Angel mengambil gambar baju tersebut dengan baik dan semua bagian bajunya terlihat.
“Eh,”kata Sandra merinding.”Balik yuk, udah malem, aku juga ngantuk.”lanjut Sandra sambil menguap.
“Iya ngel, jangan lama-lama di sini ah !”kata Laura.
“Oke. Kita balik sekarang!”kata Angel.
Sesampainya di tenda, Devi, Febi, Laura, Sandra, dan Sheila langsung tertidur pulas. Angel dan Sandy sedang mendiskusikan masalah baju ini. Mereka berencana menamakan kejadian ini “Misteri Baju Berdarah” dan membuat “Detektif Harvest” untuk meneliti baju berdarah tersebut. Dan memutuskan untuk “camp” di sini selama empat hari lagi. Jadi totalnya satu minggu. Selesai membicarakan, keduanya langsung tertidur.
Keesokan harinya…
Hari ini jadwal mereka untuk pulang. Sudah tiga hari mereka ada di sini. Semuanya membereskan barang kecuali Angel dan Sandy. Kemudian, mereka menjelaskan hasil diskusi kemarin.
“Eh guys,”kata Angel membuat Devi, Febi, Laura, Sandra, dan Sheila menghampirinya.
“Kayaknya kita jangan pulang hari ini deh,”kata Angel dengan nada yang ragu-ragu.
“Lho, kenapa?”tanya Devi.”Apa ada hubungannya sama baju itu?”.
“Bener vi,”jawab Sandy.”Kita harus nyelidikin semua itu.”lanjut Sandy.
“Aduuh, buat apa sih?”tanya Laura kesal.
“Kejadian semalam dan baju itu sangat mencurigakan.”kata Angel.”Dan mungkin aja terjadi perbuatan criminal di sini,”.
“Jadi?”tanya Sheila mengeluarkan kembali beberapa bajunya.
“Kita stay di sini sampai seminggu dan diusahain dalam empat hari kedepan, semuanya udah beres.”kata Sandy santai.
Setelah beberapa lama, semuanya setuju. Tapi, semuanya meminta Sandy untuk menambah stok makanan dengan menggunakan uangnya. Demi penelitian ini, ia hanya bisa mengangguk setuju.
Setelah mandi,rencananya pagi ini, mereka membuat bubur instan. Yang bertugas membuatnya adalah Devi, Febi, dan Sheila. Sedangkan yang lain membuat teh hangat. Kayu-kayu api unggun sudah mulai habis dilalap api. Persediaan kayu bakar mereka hanya sedikit sehingga harus mencari di sekitar hutan.
Selesai sarapan, mereka langsung menuju semak belukar kemarin untuk memastikan baju berdarah itu masih ada. Ternyata benar, posisinya masih sama persis dengan kemarin Angel menaruhnya. Darahnya mengering. Sinar matahari dari balik dedaunan Albasia membuat baju ini menjadi lebih berwarna. Burung- burung kecil bertengger di ranting albasia sambil bersiul dengan merdu menambah keindahan pagi di hutan ini.
Mereka mengamati dengan seksama baju tersebut. Febi dan Sheila yang jago sains bertugas memastikan bahwa darah pada baju tersebut adalah darah manusia asli. Sedangkan yang lainnya melihat-lihat keadaan di semak belukar.
“Ini bukan darah manusiaaa…”kata Sheila menjauhkan baju tersebut dari hidungnya. Semuanya langsung menghampiri Febi dan Sheila.
“Iya,”kata Febi.”Menurut gue, ini darah kambing.”lanjut Febi.
Angel dan Sandy sebagai pemimpin di penelitian ini mencoba mendekatkan hidung mereka ke baju tersebut.
“Heeeeem,”kata Angel mengusap hidungnya.”Bau kambing!!!!”.
Karena semuanya penasaran, setelah mencium darah baju tersebut, mereka membenarkan bahwa itu adalah darah kambing. Kecurigaan Angel dan Sandy makin saja bertambah dengan dua fakta yang terjadi di belakang semak belukar tersebut. Yang pertama, suara tangisan di malam hari, dan yang kedua adalah ditemukannya baju berlumur darah ini.
“Pasti ada apa-apa”kata Sandy.
“Ah udahlah,”kata Laura dengan nada centil.”Gue bener-bener pengen pulang,”sambungnya dengan raut wajah cemberut.
“Iya ngel, san,”ucap Febi. Devi, Laura, dan Sandra mengangguk setuju.
“Gue bakal ikut kalian,”kata Sheila menepuk bahu Angel dan Sandy.
“Yaudah deh, kalau kalian emang pengen pulang,”kata Sandy dengan ramah.”Kalian pulang aja, dari pada di sini bisa stress, kalian pake mobil gue aja!”kata Sandy menambahkan.
Akhirnya Devi, Febi, Laura dan Sandra mengambil keputusan untuk pulang. Tapi, mereka semua sepakat untuk menyelesaikan “Misteri Baju Berdarah” ini sampai tuntas. Mereka berempat yang pulang akan membantu, sewaktu-waktu butuh suatu barang yang perlu dikirim, atau pasukan polisi.
Selesai berkemas, mereka melambaikan tangan dan masuk ke mobil. Langit masih cerah di pukul 11.00 ini. Mobil milik Sandy melaju dengan cepat meninggalkan jalan hutan. Angel, Sandy, dan Sheila kembali ke tenda dan akan segera membuat strategi untuk menyelesaikan misteri ini.
Awan gelap mulai datang. Tak ada lagi sinar matahari. Angel, Sandy, dan Sheila memasukkan barang-barang seperti panci dan lampu tempel ke dalam tenda agar tidak kehujanan. Suasana tenda terasa sepi. Tenda yang semula terasa sempit dan gaduh, kini menjadi sangat luas untuk mereka bertiga dan sunyi.
Terdengar suara air hujan yang jatuh ke atap tenda. Gerimis mulai turun dengan lembut. Tapi beberapa kali petir menyambar. Mereka bertiga menyalakan tiga buah lampu tempel di dalam tenda. Sheila membuat tiga vanilla late hangat, sedangkan Angel dan Sandy membicarakan rencana mereka tiga hari ke depan.
Setelah tiga gelas vanilla late hangat tersedia di hadapan mereka, akhirnya dimulailah sebuah diskusi oleh tiga detektif. Angel, Sandy, dan Sheila yang siap mengungkap “Misteri Baju Berdarah ini”.
-à to be continue Misteri Baju Berdarah Part II
Anggota Penulis Gabungan
Perkenalkan anggota Penulis Gabungan :]
1. Azaria Nanda Putri, dia kelas 8H di SMPN 2 Bandung
2. Bella Siti Difianti Diredja, dia kelas 8E di SMPN 2 Bandung
3. Najla Fadhilah Arsyana, dia kelas 8F di SMPN 2 Bandung
4. Rahma Alya Nafisah, saya di kelas 8G di SMPN 2 Bandung
5. Rismalia Rahayu, dia kelas 8D di SMPN 2 Bandung
*haha sekian ;)
1. Azaria Nanda Putri, dia kelas 8H di SMPN 2 Bandung
2. Bella Siti Difianti Diredja, dia kelas 8E di SMPN 2 Bandung
3. Najla Fadhilah Arsyana, dia kelas 8F di SMPN 2 Bandung
4. Rahma Alya Nafisah, saya di kelas 8G di SMPN 2 Bandung
5. Rismalia Rahayu, dia kelas 8D di SMPN 2 Bandung
*haha sekian ;)
Langganan:
Komentar (Atom)
